Sunday, February 26, 2006

Nonton Sirkus

Image hosting by PhotobucketHari sabtu tanggal 18 Februari kemarin kita bertiga ke Alliant Energy Center untuk menonton Zor Shrine Circus. Sirkusnya sendiri diadakan 3 hari, mulai dari jumat malam, sabtu pagi sampai malam, juga minggu siang sampai malam. Saya memilih yang jam 10 pagi hari sabtu rencananya supaya Fasha bisa nonton sampai habis. Kalau yang siang jam 1 kan bisa-bisa Fasha malah tidur siang disana..:).

Apalagi kalau memang lagi untung bisa lihat kandangnya binatang dari luar. Kan masih terang tuh... Tapi mungkin karena winter jadi semua kandangnya binatang ditaruh di dalam gedung semua deh....

Sebenarnya kita dapat tiket gratis untuk anak-anak dari tabloid Kids, tapi dapat bangkunya yang di tribune, nggak ada nomor duduk, jadi kalau mau milih tempat duduk harus datang pagi-pagi lalu berebutan dengan pengunjung lainnya.

Image hosting by Photobucket Sebenarnya untung juga sih kalau kita memanfaatkan tiket itu, jadi kita cuma beli tiket untuk saya dan mas Dadit saja. Tapi mas Dadit nggak bisa untuk datang pagi-pagi buat cari tempat duduk. Mas Dadit masih harus lembur paginya.

Jadi kita beli reserved tiket yang pastinya Fasha harus kita belikan tiket sendiri... Padahal hampir sepanjang pertunjukan Fasha duduknya minta dipangku... :(. Tapi nggak papa deh, bangkunya Fasha bisa dipakai untuk taruh tas dan jaket.

Image hosting by PhotobucketDi pintu luar kita disambut oleh badut-badut. Banyak juga anak-anak yang minta foto sama badut. Fasha sih nggak minta, tapi saya mau coba apa Fasha berani foto sama badut sendirian, ternyata berani loh...:D. Good Fasha....:).

Kita dapat bangku nomor 5 dari depan, lumayan dekat dengan ring pertunjukan. Ada 3 buah ring panggung yang digunakan bergantian. Misalnya atraksi singa dan macan di ring sebelah kanan sudah selesai, ganti yang dipakai untuk atraksi adalah ring sebelah kiri. Lalu ring bekas atraksi macan tadi yang lengkap ada kerangkengnya cepat-cepat dibersihkan dan disiapkan untuk acara selanjutnya.Jadi penonton tidak menunggu lama.

Image hosting by PhotobucketNamanya juga sirkus ya pastinya ada atraksi macan dan singa, ada atraksi anjing dan kucing, juga ada si silly monkeys. Yang paling ramai itu pentasnya gajah-gajah, karena maskotnya perusahaan sirkus ini ya gajah itu. Fasha yang biasanya ramai jadi terbengong-bengong lihat binatang-binatang itu beraksi :).

Selain atraksi hewan, juga ada atraksi manusia, seperti akrobat, juggling dengan bola api, ada juga atraksi perempuan-perempuan cantik yang pintar sekali naik turun pita yang digantung di langit-langit, yang saya tidak tau nama atraksinya. Bagus -bagus sekali...:)

Image hosting by PhotobucketYang bikin deg-degan itu adegan ayunan yang ditaruh di tiang tinggi dan adegan orang-orang yang jalan di seutas kawat ! Apalagi dibawahnya nggak ada jala-jala pengaman. Wah, makin takut saya...

Menurut saya yang paling seru ada atraksi jalan diatas seutas kawat dengan membentuk piramid 7 orang yang dipuncaknya anak kecil kira-kira berumur 7 tahun handstand ! Berani ya... :)

Image hosting by PhotobucketSirkusnya berlangsung sekitar 3 jam, tetapi ditengah-tengahnya diisi istirahat sekitar 20 menit. Masa istirahat itu dipakai untuk elephant-ride dan pony-ride yang antrinya sampai berjubel. Fasha sih masih belum tertarik naik rides itu, yang ada malah terkagum-kagum lihat gajah keliling-keliling.

Atraksi terakhir sirkus yaitu motor gila. Itu loh, motor-motor berputar 360 derajat di dalam globe. Bayangkan saja ada 5 motor yang berputar-putar dalam globe sekecil itu ! Hebat....:)

Niat kita nonton sirkus pagi-pagi supaya Fasha nggak bobok ternyata Fasha bobok juga deh pas atraksi terakhir, hehehe....

Image hosting by PhotobucketIni nonton sirkus kedua saya yang 'live', pertama kali waktu saya kira-kira masih SD dulu, hm.... berapa tahun yang lalu yah...:D. Bedanya kalau dulu ring sirkusnya cuma satu, dan sirkus yang sekarang banyak cheerleadersnya, cantik-cantik jadinya tambah seru aja...:).

Oh ya, di sirkus kita sempat belikan Fasha balon gajah maskotnya circus company itu. Pas sampai di rumah balon gajah yang ukurannya hampir sebesar badannya Fasha dipeluk-peluk dan ditunggangi meniru atraksi tadi, hehehe...

Sunday, February 19, 2006

Snow Storm = Snow Day

Image hosting by PhotobucketHari kamis kemarin di Wisconsin area ada snow storm. Memang beberapa hari sebelumnya kita sudah bisa tahu dari prakiraan cuaca. Makanya orang-orang banyak yang ke grocery buat nabung belanjaan. Kalau saya sih santai saja. Nggak ikutan belanja.

Hari rabu malam salju kecil-kecil ( flurries ) sudah mulai turun. Lalu pagi hari sekitar jam 4, ketika saya lihat keluar jendela saljunya juga masih turun tetapi tidak deras. Sekitar jam 7 pagi dari jendela tampak semuanya putih, kabur seperti berkabut.

MasyaAllah, ternyata benar-benar ada snowstorm ! Lapangan dan pohon-pohon diluar rumah tidak kelihatan. Snow stormnya sangat besar hampir menjadi snow blizzare / badai salju. Seharian salju turun deras angin bertiup kencang kata prakiraan cuaca kecepatan angin sekitar 23 mph ( kalau snow blizzare kecepatan angin 35 mph ) dan suhu turun drastis sekitar -1 F. Suara anginpun sampai terdengar dari dalam apartemen.

Ketika kami mengecek berita di radio dan lewat internet, sekolah-sekolah pada hari itu ditutup, sehingga Fasha yang harusnya hari itu masuk sekolah jadi tinggal dirumah. Mas Daditpun yang seharusnya ada kuliah juga tidak masuk kampus. Bis kampuspun tidak beroperasi. Untuk menyetir mobil ke kampus tidak berani. Di tivi orang-orang disarankan tidak keluar rumah karena bahaya.

Kejadian snow storm seperti ini sampai menyebabkan sekolah ditutup itu jarang terjadi di Madison. Terakhir kali terjadi tahun 1990. Kalau orang sini menyebut snowstorm yang dapat menyebabkan sekolah-sekolah ditutup itu namanya 'snow day'.

Saya sempat telpon teman yang punya anak yang sekolah di elementary school, katanya ," I'm happy it's snow day ". Iya lah... dia nggak perlu belajar. Tapi kalo Fasha kasihan harus tinggal dirumah, disekolah kan Fasha bisa bermain dan ketemu temannya.

Jadinya mulai pagi sampai siang kami hanya tinggal di dalam rumah sambil sesekali mengecek keadaan diluar. Sekitar jam setengah 12 snowstormnya sudah berhenti. Tinggal salju kecil-kecil (flurries). Karena Fasha sedih tidak bisa kesekolah, saya ajak Fasha main salju diluar rumah. Salju akibat snowstorm itu tinggi sekali, sekitar 30 cm lebih. Padahal sehari sebelumnya lapangan diluar masih hijau. Kata orang winter tahun ini jarang ada salju ( spring-like winter ).

Image hosting by PhotobucketImage hosting by Photobucket

Kalau kita jalan diluar rumah kira-kira saljunya setinggi lutut, wah, yang kasihan Fasha saljunya jadi sekitar setinggi pahanya, sulit untuk berjalan. Berkali-kali jatuh... Tapi kalau jatuhnya di tumpukan salju sih nggak sakit...:D.

Image hosting by PhotobucketImage hosting by Photobucket

Pas main di luar rumah, Fasha minta duduk diatas sled ( papan luncur ) dan saya tarik, tetapi karena saljunya masih bubuk karena salju baru, berat untuk menarik sled itu. Nggak lama saya dengar Fasha teriak, " mommy...mommy... ", pas saya lihat kebelakang, eh... kok Fasha beserta slednya hampir 'tenggelam' ke dalam salju, hehehe...:D.

Image hosting by PhotobucketTernyata asyik juga main salju setelah snowstorm. Kalau ini sih bundanya juga seneng ;). Saya sempat buat snow angel, sampai mainan, duduk-duduk dan tidur-tiduran diatas salju bersama Fasha.

Nggak lama kita main diluar rumah, pas waktunya makan siang ya selesai mainnya. Yang penting Fasha bisa main-main....

Lalu keesokan harinya ada wind chill. Suhunya drop sampai - 17 F ( sekitar - 28 C ) ! Katanya weathercast wind chill akan berlangsung sampai hari rabu-kamis ini. Jadi dalam semingguan suhunya akan dibawah 0 F. Meski ada wind chill kegiatan kita tetap berjalan seperti biasa. Alhamdulillah mungkin karena ini tahun kedua kita mengalami winter, jadinya merasa tahun ini tidak sedingin tahun kemarin. Kalau tahun kemarin pas musim fall saja saya sudah pakai jaket dan baju berlapis-lapis, hehehe....

Untungnya Fasha juga cepat bisa beradaptasi. Kalau merasa kedinginan Fasha langsung minta dipakaikan jaket atau sarung tangan atau topi. Memang mungkin anak kecil cepat beradaptasi dengan lingkungan ya....

Thursday, February 16, 2006

Thrift Store and Two Languages

Image hosting by PhotobucketMinggu kemarin sebenarnya jadwalnya communication partner saya dan Jeong Hee ke rumah, tapi ternyata dia lagi ada urusan lain , akhirnya saya dan Jeong Hee jalan-jalan ke thrift store (toko barang second hand) di daerah east. Ini kali pertama saya kesana, kalo Jeong Hee sih sudah berkali-kali. Katanya barang-barang disini murah.

Namanya saja used-stuff store, jadi barangnya ya tergantung yang memberikan donasi. Apalagi tokonya nggak begitu besar, jadi ya kita tidak bisa berharap banyak dapat barang yang kita mau.

Image hosting by PhotobucketPas sampai disana ternyata nggak banyak orang yang datang. Karena tokonya nggak besar, jadi toys areanya juga nggak banyak. Untung saya dapat mainan building block Fisher-Price seharga $ 1,25. Selain itu saya juga dapat puzzle untuk anak usia 3 tahun keatas seharga 50 sen, flash card masih baru untuk mengajarkan Fasha bentuk-bentuk dan warna seharga 75 sen. Kalau beli ditoko buku seharga $ 3.99.

Saya juga dapat buku yang disertai magnet-magnet kecil yang bisa ditempel-tempel ke buku cerita itu seharga 40 sen. Kalau baru wah.... harganya bisa sampai 16 dolar !

Image hosting by PhotobucketSampai dirumah ya namanya juga anak-anak langsung mainannya dipegang *baca : dimainkan*. Apalagi yang namanya flash card, Fasha senang sekali. Memang Fasha dulu sudah punya satu pack yang isinya alfabet dan gambar-gambar yang biasa dijumpai sehari-hari jadi Fasha bisa belajar mengenal nama-nama gambar itu.

Kalau flash card yang baru ini Fasha bisa belajar warna-warna dan bentuk-bentuk. Dari beberapa bulan yang lalu sudah saya ajarkan warna-warna tapi masih bingung. Dengan flash card ini sangat membantu sekali. Hari pertama saya kenalkan 2 warna, lalu besoknya diajarkan mengenal warna-warna itu dilingkungan rumah. Seperti saya menunjuk bantal lalu tanya ini warnanya apa, begitu seterusnya.

Berdasarkan pengalaman teman-teman yang tinggal di luar negeri dan juga kata pediatriknya Fasha, anak yang lingkungannya 2 bahasa (atau lebih) umumnya akan lebih sulit untuk mengenal kata-kata. Ini wajar sekali. Karena otaknya dituntut belajar menerima 2 jenis bahasa yang sama sekali berbeda. Tetapi sekalinya bisa ya akan mudah untuk berbicara di 2 bahasa tersebut. Jadi mungkin anak-anak yang berada dilingkungan 1 bahasa akan lebih cepat bicaranya daripada anak yang dengan 2 bahasa. Hanya yang penting sekarang kita sebagai orang tuanya yang harus lebih rajin dan tekun mengajarinya.

Menurut pediatriknya, sebaiknya anak mengenal bahasa ibu *bahasa negara aslinya* terlebih dahulu, karena pastinya makin besar akan makin sulit untuk mengajari belajar bahasa ibu. Anak makin besar sudah makin banyak terpengaruh oleh lingkungan, seperti dari lingkungan sekolah dan lingkungan bermainnya yang kalau disini berbahasa Inggris. Dan katanya pak dokter lagi, dari siapa lagi anak akan belajar bahasa ibu kalau tidak dari kedua orang tuanya, wong lingkungannya aktif sekali berbahasa Inggris.....

Pak dokter itu juga bilang katanya jangan khawatir kalau nantinya pas masuk sekolah si anak belum bisa bahasa Inggris, kan namanya juga anak-anak, dengan banyaknya teman-teman pastinya akan cepat sekali beradaptasi dengan bahasa.

Mungkin ada teman-teman yang berbeda pandangan mengenai belajar 2 (atau lebih) bahasa ini. Kalau menurut saya ya kembali lagi kepada yang menjalankannya saja. Namanya juga pendapat dan kemantapan hati, jadinya ya tidak ada yang salah. Kalau ada yang lebih mantap berbicara bahasa Inggris dengan anak ketika tinggal di luar negeri seperti kondisi kami sekarang ini ya silahkan. Ya monggo saja terus dijalani.

Banyak pengalaman teman-teman Indonesia disini, mereka yang punya anak yang sudah sekolah, malah anaknya tidak bisa sama sekali bahasa Indonesia. Mengertipun mungkin tidak, karena akhirnya dirumahpun orang tuanya 'mengalah' menggunakan bahasa Inggris terhadap anaknya. Juga sepupu saya yang dulu sewaktu masih sekolah SD dan SMP di Amerika pas kembali ke Indonesia malah memanggil guru privat untuk belajar bahasa Indonesia.

Saya kagum dengan tetangga apartemen saya. Istrinya campuran Jerman-Prancis dan suaminya dari Spanyol. Punya anak perempuan usia 3 tahun yang bisa 3 bahasa dengan lancar ! Dia bicara bahasa Jerman dengan ibunya, Spanyol dengan bapaknya dan bahasa Inggris dengan orang lain. Saya tanya dengan tetangga saya itu , katanya dia dan suaminya strict meggunakan bahasa masing-masing kepada anaknya.

Makanya saya sempat bilang ke mas Dadit, gimana kalau dengan Fasha saya bicara bahasa Indonesia, tapi mas Dadit bicara pakai bahasa Jawa, hehehe.... Kan jadinya keren tuh, Fasha bisa bicara 3 bahasa, hahaha....:D.

Kembali ke Fasha, sekarang Fasha bisa menyebutkan nama benda-benda, binatang, alat tubuh, maupun kata-kata sehari-hari Fasha bisa menggunakan kedua bahasa tersebut. Seperti kadang Fasha pakai kata 'fish' kadang juga pakai kata 'ikan'. Fasha juga bisa berhitung 1-10 dalam dua bahasa.

Gurunya cerita kalau Fasha disekolah banyak bicaranya tapi hanya sedikit yang guru itu mengerti. Ya tentu saja, wong Fasha bicaranya pakai bahasa Indonesia, hehehe.... dan teman-teman Fasha disekolah yang berasal dari negara lain seperti Mexico, Irlandia, India, China, juga seringnya dikelas pakai bahasa negaranya masing-masing. Tapi ya nantinya makin besar InsyaAllah Fasha bisa membedakan bahasa yang digunakan tergantung dari lawan bicaranya.