Thursday, February 16, 2006

Thrift Store and Two Languages

Image hosting by PhotobucketMinggu kemarin sebenarnya jadwalnya communication partner saya dan Jeong Hee ke rumah, tapi ternyata dia lagi ada urusan lain , akhirnya saya dan Jeong Hee jalan-jalan ke thrift store (toko barang second hand) di daerah east. Ini kali pertama saya kesana, kalo Jeong Hee sih sudah berkali-kali. Katanya barang-barang disini murah.

Namanya saja used-stuff store, jadi barangnya ya tergantung yang memberikan donasi. Apalagi tokonya nggak begitu besar, jadi ya kita tidak bisa berharap banyak dapat barang yang kita mau.

Image hosting by PhotobucketPas sampai disana ternyata nggak banyak orang yang datang. Karena tokonya nggak besar, jadi toys areanya juga nggak banyak. Untung saya dapat mainan building block Fisher-Price seharga $ 1,25. Selain itu saya juga dapat puzzle untuk anak usia 3 tahun keatas seharga 50 sen, flash card masih baru untuk mengajarkan Fasha bentuk-bentuk dan warna seharga 75 sen. Kalau beli ditoko buku seharga $ 3.99.

Saya juga dapat buku yang disertai magnet-magnet kecil yang bisa ditempel-tempel ke buku cerita itu seharga 40 sen. Kalau baru wah.... harganya bisa sampai 16 dolar !

Image hosting by PhotobucketSampai dirumah ya namanya juga anak-anak langsung mainannya dipegang *baca : dimainkan*. Apalagi yang namanya flash card, Fasha senang sekali. Memang Fasha dulu sudah punya satu pack yang isinya alfabet dan gambar-gambar yang biasa dijumpai sehari-hari jadi Fasha bisa belajar mengenal nama-nama gambar itu.

Kalau flash card yang baru ini Fasha bisa belajar warna-warna dan bentuk-bentuk. Dari beberapa bulan yang lalu sudah saya ajarkan warna-warna tapi masih bingung. Dengan flash card ini sangat membantu sekali. Hari pertama saya kenalkan 2 warna, lalu besoknya diajarkan mengenal warna-warna itu dilingkungan rumah. Seperti saya menunjuk bantal lalu tanya ini warnanya apa, begitu seterusnya.

Berdasarkan pengalaman teman-teman yang tinggal di luar negeri dan juga kata pediatriknya Fasha, anak yang lingkungannya 2 bahasa (atau lebih) umumnya akan lebih sulit untuk mengenal kata-kata. Ini wajar sekali. Karena otaknya dituntut belajar menerima 2 jenis bahasa yang sama sekali berbeda. Tetapi sekalinya bisa ya akan mudah untuk berbicara di 2 bahasa tersebut. Jadi mungkin anak-anak yang berada dilingkungan 1 bahasa akan lebih cepat bicaranya daripada anak yang dengan 2 bahasa. Hanya yang penting sekarang kita sebagai orang tuanya yang harus lebih rajin dan tekun mengajarinya.

Menurut pediatriknya, sebaiknya anak mengenal bahasa ibu *bahasa negara aslinya* terlebih dahulu, karena pastinya makin besar akan makin sulit untuk mengajari belajar bahasa ibu. Anak makin besar sudah makin banyak terpengaruh oleh lingkungan, seperti dari lingkungan sekolah dan lingkungan bermainnya yang kalau disini berbahasa Inggris. Dan katanya pak dokter lagi, dari siapa lagi anak akan belajar bahasa ibu kalau tidak dari kedua orang tuanya, wong lingkungannya aktif sekali berbahasa Inggris.....

Pak dokter itu juga bilang katanya jangan khawatir kalau nantinya pas masuk sekolah si anak belum bisa bahasa Inggris, kan namanya juga anak-anak, dengan banyaknya teman-teman pastinya akan cepat sekali beradaptasi dengan bahasa.

Mungkin ada teman-teman yang berbeda pandangan mengenai belajar 2 (atau lebih) bahasa ini. Kalau menurut saya ya kembali lagi kepada yang menjalankannya saja. Namanya juga pendapat dan kemantapan hati, jadinya ya tidak ada yang salah. Kalau ada yang lebih mantap berbicara bahasa Inggris dengan anak ketika tinggal di luar negeri seperti kondisi kami sekarang ini ya silahkan. Ya monggo saja terus dijalani.

Banyak pengalaman teman-teman Indonesia disini, mereka yang punya anak yang sudah sekolah, malah anaknya tidak bisa sama sekali bahasa Indonesia. Mengertipun mungkin tidak, karena akhirnya dirumahpun orang tuanya 'mengalah' menggunakan bahasa Inggris terhadap anaknya. Juga sepupu saya yang dulu sewaktu masih sekolah SD dan SMP di Amerika pas kembali ke Indonesia malah memanggil guru privat untuk belajar bahasa Indonesia.

Saya kagum dengan tetangga apartemen saya. Istrinya campuran Jerman-Prancis dan suaminya dari Spanyol. Punya anak perempuan usia 3 tahun yang bisa 3 bahasa dengan lancar ! Dia bicara bahasa Jerman dengan ibunya, Spanyol dengan bapaknya dan bahasa Inggris dengan orang lain. Saya tanya dengan tetangga saya itu , katanya dia dan suaminya strict meggunakan bahasa masing-masing kepada anaknya.

Makanya saya sempat bilang ke mas Dadit, gimana kalau dengan Fasha saya bicara bahasa Indonesia, tapi mas Dadit bicara pakai bahasa Jawa, hehehe.... Kan jadinya keren tuh, Fasha bisa bicara 3 bahasa, hahaha....:D.

Kembali ke Fasha, sekarang Fasha bisa menyebutkan nama benda-benda, binatang, alat tubuh, maupun kata-kata sehari-hari Fasha bisa menggunakan kedua bahasa tersebut. Seperti kadang Fasha pakai kata 'fish' kadang juga pakai kata 'ikan'. Fasha juga bisa berhitung 1-10 dalam dua bahasa.

Gurunya cerita kalau Fasha disekolah banyak bicaranya tapi hanya sedikit yang guru itu mengerti. Ya tentu saja, wong Fasha bicaranya pakai bahasa Indonesia, hehehe.... dan teman-teman Fasha disekolah yang berasal dari negara lain seperti Mexico, Irlandia, India, China, juga seringnya dikelas pakai bahasa negaranya masing-masing. Tapi ya nantinya makin besar InsyaAllah Fasha bisa membedakan bahasa yang digunakan tergantung dari lawan bicaranya.


10 Comments:

Anonymous Anonymous said...

de pernah baca riset yang membuktikan bahwa anak dengan usia dibawah 2 thn akan bingung jika dikenalkan pada 2 bahasa atau lebih

tetapi saat usia nya 3 tahun, anak bisa dikenalkan pada 6 bahasa sekaligus!

krn itu de memutuskan utk mengajarkan Rafa bhs indo dulu. Saat Rafa sudah mempunyai kosa kata yg banyak dan sudah bisa membuat kalimat dengan baik, baru kami ajarkan bhs lain.

alhamdulillah, saat ini di sekolahnya Rafa mendapat 3 bahasa (indonesia, inggris dan arab). Jadi rafa sudah mulai multi-lingual nih. Tambah kalo mertua datang pasti ajak ngomong dlm bhs jawa. Mudeng aja tuh si Rafa...hihihi

Thursday, February 16, 2006 2:07:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

hehe.. di buku multilingual kan indonesia sering bgt dijadiin cth, krn byknya ragam bhs daerah disitu hen.., jd anak indonesia itu jg byk yg multilingual loh.., tp emang biasanya mrk lgsng diajar bhs indo aja, bhs daerahnya paling cuman ngerti doang..

btw, untungnya dylan mkn-nya msh berbentuk deh, jd msh bisa gw makan sisanya.. :D

Thursday, February 16, 2006 3:26:00 PM  
Blogger Bunda said...

Emang benar tuh han....lebih baik kalau dirumah kita ajarin pake bahasa indo, kalau inggris khan dia akan bisa sendiri kalau dah sekolah, jadi khan anak bisa kenal 2 bahasa.

Gana sekarang juga dah bisa membedakan bhs inggris n' indo, karena dirumah kita pake bahasa indo jadinya dia lancarnya bahasa indo.

Btw, makasih ya....atas doannya, n' met weekend.

Thursday, February 16, 2006 3:29:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

iya hen, gw gag ambil pusing tuh deeja ampe skarang belon bisa ngomong banyak... lagian temen-temen gw di sini juga gag suka usil.. :D

gw juga cita-citanya ajarin dia 3 bahasa *minimal*, indo, inggris, surabayaan... eh nambah satu lagi.. bahasa jawa.. :D

Friday, February 17, 2006 4:26:00 AM  
Anonymous Anonymous said...

bener sih Hen...
kalo disini anak2 indonesianya diajak ngomong indonesia ma ortunya...ntar disekolah pasti inggrisnya dah kayak aer aja...cepet bgt blajarnya...yang ada kadang2 lupa bhs ibunya sendiri...

Friday, February 17, 2006 12:24:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

Seneng ya kalo di indo ada toko barang bekas kek disono murah2 gitu trus barang2nya masih bagus2 gitu :) Hen, gue sering berpikir sebenernya anak indonesia itu pinter2 yakk...bisa multilingual (spt kata Tia)... bisa bahasa daerah (bahasa daerah ibu bapaknya trus bahasa daerah dimana mereka tinggal), bahasa indo, bahasa inggris dan belum lagi bahasa asing tambahan lainnya (dari sekolahnya). Btw, met wiken ya, Hen...sun sayang buat Fasha.

Friday, February 17, 2006 3:56:00 PM  
Blogger Greiche Gege said...

pokoknya postingan mbak heni selalu bikin ngiler..apalagi yg tentang buku, mainan, liburan..hadohhh *ngusap kepala*..
Iya sih mbak ya,kalo ngajarin anak bilingual agak susah..Kita kalo ke Zebby pake bhs Inggris,trus Zebby liat kita ngomong pake bhs indo..so far sih oke2 aja..kita hrs ngajarin english karena rumah kita di kompleks internasional housing..jadi mo gag mau ya hrs mau..hihihi

Friday, February 17, 2006 9:11:00 PM  
Blogger liza said...

alo tante heny, apa kabar?.. disini pohon kurma udah mulai keluar putik, disana musim apa?... Iya nih tante, Iman juga tuh masih bingung, ditambah pula nanny yang orang srilanka dan pake bahasa itu dengan suami nya... he he he... tapi setidak nya Iman udah mulai ngerti beberapa kata baik dalam indo, inggris atau arab. Belom bisa ngucapi-in tapi lidah udah gatel mo ngomong he he.. jadi nya cerewet ga jelas ngomong apa ha ha ha... Emang flash card working ya tante, mau dong.... he he he

Saturday, February 18, 2006 11:51:00 AM  
Blogger ris-SAN-iel said...

halo Hen...apa kabar...iya disini kapan hari bersalju2..tp ngga setebal di NY sih...masih mendingan hehe

Saturday, February 18, 2006 3:45:00 PM  
Anonymous Anonymous said...

Hai Hen .. apa kabarnya?

Kalu belon baca any buku guidance ngeraise Fasha secara bilingual, buku "The Bilingual Family: A Handbook for Parents" authors Edith Harding and Philip Riley amat sangat berguna. Di libraries pasti ada.

In case elo mo baca buku2 bilingual laennya, gw ada stock judul :D

Good luck ya Hen.

Thursday, February 23, 2006 8:19:00 AM  

Post a Comment

<< Home