Diet...oh...diet...

Mungkin banyak wanita yang malu cerita soal berat badannya. Tapi kalau sukses dalam program dietnya ya apa salahnya sharing pengalaman, betul nggak...:). Saya tinggal di Amerika ini sejak Mei 2004, jadi hampir 2 tahun. Dulu sewaktu datang berat badan saya kalau di poundkan masih berlebih 14 pound dari berat sebelum hamil. Memang selama hamil berat badan nambah 18 kg / 40 pound dan sampai di Amrik masih ada sisa sekitar14 pound itu.

Mungkin juga karena saya baru saja berhenti menyusui jadi badannya masih melar, hehehe.... Gizi anak nomor satu deh, urusan menguruskan badan belakangan saja setelah menyusuinya berhenti.

Lalu tau dong yang namanya baru saja ketemu suami yang sudah pisah 9 bulan ( mas Dadit ke Amerika pas Fasha usia 3 minggu ) dan berumah-rumah sendiri ya pastinya mau memberikan yang terbaik untuk suami. Suami minta dibuatkan makanan apa saja ya sebisa mungkin dipenuhi.

Alhasil... voila... berat badan saya nambah lagi 11 pound ! Nih gimana sih... BB yang dulu saja belum turun eh... malah sekarang tambah... Jadi total tambah BBnya sekitar 25 pound dari BB sebelum hamil ! Ealah... Makanya sejak summer tahun lalu saya coba usaha untuk menurunkan BB.

Awalnya saya coba untuk jogging. Tapi ternyata nggak berhasil. Habis gimana mau berhasil... Jogging di panas-panas terik meski joggingnya pagi tapi disini sudah panas ( nggak mampu sewa gym sih, hihihi..) ya pulang-pulang capek, minum yang banyak dan lapar deh...

Akhirnya makan lagi.... Lalu saya ingat sebelum ke Amerika saya sempat beli buku Food Combining karangan Andang Gunawan dari Gramedia. Pelan-pelan saya coba caranya tapi kok ternyata kalau mau mengikuti pakemnya yang betul itu berat. Food combining itu awalnya harus detoks dulu sedikitnya 3 hari dengan cara hanya minum jus saja yang bervariasi. Hari pertama saya tahan hanya dengan jus. Hari kedua mulai lemas. ya sudah akhirnya saya menyerah....

Lalu saya coba cari jalan diet dengan metode seperti food combining tetapi dimodifikasi sendiri dengan berbekal caranya si food combining yaitu kalau makan itu perbandingan porsinya hanya boleh karbohidrat : sayur = 1:3 atau daging-dagingan : sayur =1 : 3. Terus terang saya kurang suka makan sayur dengan nasi, jadinya lebih banyak saya pakai yang sayur : daging = 3:1 itu.

Lalu karbohidratnya saya dapat dari cemilan sehat seperti makan tahu isi buatan sendiri yang pakai tepung itu loh, jadinya Insya Allah tidak kekurangan sumber karbohidrat. Atau kalau memang ingin nasi ya makan beras merah yang banyak sumber serat.

Jadi contoh yang saya makan seperti ini. Pagi minum susu kedelai 1 gelas, lalu sekitar jam 10-an makan buah seperti apel, melon, dll tergantung yang ada. Lalu siangnya makan salad dengan daging turkey, lalu malamnya ya kalau tidak bosan dengan makanan siang ya sama menunya. Kalau bosan ya buat pecel atau gado-gado dengan telur. Sebisa mungkin sayurannya dibuat bervariasi supaya tidak bosan. Pokoknya kalau tidak terpaksa ya tidak makan nasi. Tapi saya diet juga nggak diforsir sekali. Kalau ada acara makan diluar atau makan diundang orang makannya seperti biasa tapi porsi nasinya dikurangi atau kadang di skip saja.

Lalu saya niatkan untuk turunnya per 5 pound dulu. Jadi kalau sudah dipikiran mau turun sekitar 25 pound bisa-bisa jadi stress karena kok harus turun banyak sekali. Awalnya sudah turun 5 pound saja sudah seneng banget loh. Lalu usaha dietnya ditambah 5 pound lagi, begitu seterusnya sampai terakhir itu turun sekitar 15 pound ! Padahal goalnya 25 pound. Tetapi turun 15 pound dalam waktu 2 bulanan itu sudah bagus lho menurut saya ...

Lalu sekarang saya coba lagi untuk turun 10 pound hingga benar-benar sampai ke BB sebelum hamil dan sekarang baru turun 3 pound dalam waktu 5 hari. InsyaAllah dalam sebulan ini bisa turun seperti BB dulu deh...:). Tanggung kan... kurang 7 pound lagi..

Keuntungan BBnya turun ya badannya tambah enteng, lalu baju kebaya sewaktu acara pernikahan lalu sudah cukup lagi...:D. Dan beberapa celana sebelum hamil yang saya bawa sewaktu pindah kesini sekarang sudah muat lagi. Sayangnya karena BB turun, baju-baju dan sweater yang beli disini banyak yang kebesaran deh... Wah... mesti beli baju lagi nih... :D.

InsyaAllah kalau sudah diniatkan dietnya nggak terasa berat kok. Malahan sekarang kalau makan banyak sedikit saja rasanya sudah penuh perutnya.

Oh ya, ada beberapa teman yang menanyakan bagaimana cara melatih potty trainingnya Fasha seperti cerita postingan yang kemarin. Sekalian saja saya jawab disini ya...

Awalnya sejak umur 18 bulan Fasha saya latih pipis tiap 2 jam sekali ke kamar mandi tapi masih on and off, jarang-jarang, hanya untuk memberi tahu kalau pipis itu seperti ini caranya. Dan lagi Fasha masih suka nggak mau kalau diajak ke kamar mandi buat pipis.

Lalu sejak umur 2 tahunan sudah mulai saya pakaikan celana dalam plastik. Contohnya punyanya Gerber. Celana dalam ini 2 lapis yang dalam itu kain dengan bahan menyerap lalu luarnya ada lapisan plastiknya, Baru setelah itu pakai celana biasa. Ini dilakukan hanya di rumah saja. Meski pakai celana lapis plastik tetapi tetap saja masih netes-netes kalau pipisnya banyak, hehehe... Tapi menurut saya ini bagus untuk melatih buat Fasha tahu kalau rasanya basah itu bagimana.

Lama-lama kok saya merasa nggak ada kemajuan karena mungkin Fasha merasa celana dalam + plastik itu tetap tebel sama seperti diaper jadinya sulit untuk belajar tau rasanya ingin pipis. Lalu sejak awal tahun ini saya beli celana dalam toddler. Jadi untuk di rumah Fasha sudah pakai underwear plus celana biasa seperti orang dewasa. Seperti biasa saya ajarkan setiap 2 jam untuk pipis ke kamar mandi, tapi seringnya kecelakaan, namanya tidak ada pengaman celana plastik ya basahnya langsung ke karpet.... ups...

Saya lalu memberitahu Fasha," kalau Fasha sudah merasa mau pipis tapi pipisnya tidak di kamar mandi jadinya seperti ini, celana dan karpet basah semua, kalau begini kan Fasha juga yang risih... ". Lalu makin hari makin sering kejadian 'pipis di karpet', makin lama Fasha sudah tahu rasanya pipis tapi tidak keburu ke kamar mandi jadi di tengah perjalanan ke kamar mandi keluar pipisnya deh...:).

Meski begitu itu sudah merupakan kemajuan, dan setiap kali Fasha berhasil pipis di kamar mandi saya beri pujian supaya senang dan bangga sehingga akan mengulangi lagi menjadi lebih baik.

Sekalian saya sering pinjam buku mengenai potty training di library baik untuk referensi saya maupun buku potty training untuk Fasha dengan gambar yang lucu-lucu. Salah satu buku yang menurut saya bagus itu berjudul : Pee, Poop and potty training, karangan Alison Mackonochie. Bahkan saya juga sempat pinjam beberapa DVD potty training yang menarik gambarnya untuk anak-anak. Alhasil Fasha makin tertarik untuk belajar potty training paling tidak makin mau diajak pipis ke kamar mandi.

Jadi kira-kira sekitar 2 bulanan akhirnya Fasha sudah tahu rasanya mau pipis dan langsung ke kamar mandi sendiri.